Beranda Christianity Jiwa Yang Melonjak Dalam Menyambut Kedatangan-Nya

Jiwa Yang Melonjak Dalam Menyambut Kedatangan-Nya

196

lilin-adven4Oleh Bernad Simamora

Hari ini adalah minggu keempat atau minggu terakhir dari masa Advent, yang berarti Natal-Nya, Kelahiran atau Kedatangan Yesus, Penyelamat Dunia sudah sangat dekat. Dua tokoh sejarah karya penyelamatan yaitu Maria dan Elisabeth, dua perempuan yang sama-sama dipenuhi Roh Kudus, karena di dalam rahim mereka telah tumbuh berkembang ‘buah Roh Kudus’. Baik Maria maupun Elisabeth hamil atau mengandung karena Roh Kudus dan yang akan lahir atau keluar dari rahimnya adalah Manusia yang penuh dengan Roh Kudus pula.

Di dalam bacaan Injil hari ini, Maria datang dari jauh mengunjungi Elisabeth karena ia telah mendengar dari warta malaikat bahwa Elisabeth dalam usia tuanya telah mengandung anak karena Roh Kudus. Maria, yang kiranya lebih muda dari Elisabeth, ‘sowan’ atau mengunjungi Elisabeth, saudarinya, untuk memberi ucapan selamat atas kegembiraan yang dialami Elisabeth. Dan Elisabeth menyambut kedatangan Maria dengan gembira serta rendah hati. “Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.” (Luk1:41-45).

Setiap orang punya cara masing-masing untuk menyambut perayaan Natal. Ada yang begitu serius dalam merangkai pohon Natal bersama keluarga; Ada yang semakin sibuk untuk rnempersiapkan perayaan; Ada yang tidak mau melepaskan kesempatan meraih diskon di pusat-pusat perbelanjaan, dsb. Eforia “kesibukan” tersebut sebagai bentuk sambutan atas perayaan Natal Tuhan Yesus. Ada yang menjadi sebuah beban; ada pula yang rnenyambutnya dengan hati penuh sukacita.

Kandungan dalam rahim Elizabet melonjak-lonjak manakala menyambut kedatangan Maria, Ibu Yesus. Mungkin bukan perkara istimewa karena janin dalam kandungan sering berlaku demikian. Namun Elizabet meyakini, bahwa janin dalam rahimnya melonjak karena kegirangan. Hal itu menjadi sebuah pertanda waktu Tuhan segera tiba.

Sejauh mana dalam rangka menyambut kedatangan Tuhan ini kita memiliki sikap seperti Elisabeth? Apakah kita memiliki tubuh, hati, jiwa dan akal budi yang sehat dan gembira karena hidup kita dijiwai oleh Roh Kudus? Orang yang penuh Roh Kudus ketika bersuara atau bertindak akan terdengar nyaring serta nikmat didengarkan oleh sesamanya. Jika kita semua sungguh hidup dijiwai oleh Roh Kudus, maka perjumpaan atau pertemuan antar kita di manapun dan kapan pun akan saling menggembirakan dan menyelamatkan.

Sejauh mana kita mempersiapkan diri dengan berbagai kegiatan dan usaha dengan motto : “Sungguh aku datang untuk melakukan kehendakMu”? (Ibr10:9). Menjadi murid Yesus adalah menjadi pelaku atau pelaksana kehendak Tuhan, bukan dalam omongan atau wacana melainkan dalam tindakan atau perilaku.  Sehingga, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (Luk2:14) menjadi nyata dalam kehidupan kita ditengah-tengah masyarakat, tempat kita berkarir, bersosialisasi, berbangsa maupun bernegara. Damai sejahtera yang menjadi idaman seluruh umat manusia bisa menjadi nyata, dimana semua manusia hidup saling mengasihi dan saling menolong.

Apa pun kesibukan kita memperingati Natal-Nya, kegirangan karena sukacita semestinya selalu ada di dalam hati. Bukan karena banyaknya hadiah dan pesta, tetapi karena Damai Sejahtera-Nya nyata di bumi ini. Ya, Dia adalah Sang Mesias Juruselamat Dunia.

Kiranya Tuhan Yesus memberkati. Amiin !

Disarikan oleh Bernad Simamora dari Khotbah Pdt Esther S. Hermanus, Minggu 23 Desember 2012 di GKI Jalan Maulana Yusuf Bandung.