Beranda Ekonomi Ribuan Pendemo Bergerak ke Istana, Arus Lalu Lintas Macet

Ribuan Pendemo Bergerak ke Istana, Arus Lalu Lintas Macet

208

Ribuan pendemo dari berbagai elemen bergerak dari banyak titik ke arah Istana Merdeka di Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu, menyebabkan arus lalu lintas di sejumlah jalan seperti Jalan MH Thamrin macet parah.
Para pengunjuk rasa itu terdiri atas mahasiswa, kalangan pekerja, dan organisasi kemasyarakatan. Menurut pantauan ANTARA News, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mulai bergerak dari arah Kampus Universitas Indonesia di daerah Salemba, Jakarta Pusat.

Salah seorang mahasiswa pengunjuk rasa mengatakan mereka berencana berunjuk rasa dari Salemba ke berbagai tempat strategis seperti Gedung DPR/MPR dan Istana Merdeka.

Pergerakan yang dijaga oleh sejumlah petugas kepolisian itu dilakukan para mahasiswa sambil menyebarkan selebaran tentang Tujuh Gugatan Rakyat (Tugu Rakyat).

Tugu Rakyat itu sendiri telah dilontarkan oleh BEM SI dalam beberapa kesempatan unjuk rasa yang mereka lakukan pada Mei 2008.

Isi dari Tugu Rakyat adalah nasionalisasi aset strategis bangsa, wujudkan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang terjangkau, tuntaskan kasus BLBI, kembalikan kedaulatan bangsa, jamin ketersediaan dan keterjangkauan harga kebutuhan pokok, tuntaskan reformasi birokrasi, dam selamatkan lingkungan.

Sementara itu, terpantau pula massa lainnya yang bergerak dari berbagai titik yang berbeda antara lain dari Aliansi Buruh Menggugat (ABM), Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), dan Front Betawi Rempug (FPR).

Sebelumnya, ratusan orang pada Selasa (20/8) juga berunjuk rasa di depan Istana Merdeka antara lain dari massa yang dipimpin oleh Ketua Umum Komite Bangkit Indonesia, Rizal Ramli.

Menurut Rizal, demokrasi kini disederhanakan menjadi hanya soal pilih-memilih dan perebutan kekuasaan antarelit sehingga tidak membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

“Saat ini negara-negara Asia Timur terus melaju dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, semakin jauh meninggalkan kita. Sedangkan kita terpaksa bersaing dengan negara-negara seperti Vietnam, Filipina, dan, Pakistan,” katanya.(*)