Beranda Klinik Hukum Pemilihan Presiden Pada Pemilu 2014

Pemilihan Presiden Pada Pemilu 2014

211

Pemilu_2014aPemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Indonesia akan diselenggarakan pada tahun 2014. Ini akan menjadi pemilihan presiden langsung ketiga di Indonesia, dan bagi presiden yang terpilih akan mempunyai jabatan tersebut pada jangka waktu sampai lima tahun. Kewajiban Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara konstitusional dilarang ikut untuk ketiga kalinya dalam pemilu.

Rencananya, Sistem Pemilu 2014 Indonesia akan memakai e-voting dengan harapan menerapkan sebuah sistem baru dalam pemilihan umum. Keutamaan dari penggunaan sistem e-voting adalah Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang diharapkan akan segera disiapkan pada tahun 2012 secara nasional dan telah dicoba di enam kabupaten/kota yakni Padang (Sumatera Barat), Denpasar (Bali), Jembrana (Bali), Yogyakarta (Jawa), Cilegon (Jawa Barat) dan Makassar (Sulawesi Selatan).

Beberapa tokoh jauh-jauh hari telah mendeklarasikan dirinya menjadi calon presiden, diantaranya Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Golkar, Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Prabowo Subianto, Mantan Panglima Komando Strategis dan Cadangan Angkatan Darat (Kostrad) dan Kandidat Wakil Presiden 2009, dan Wiranto, Mantan Panglima TNI, Calon Presiden 2004, Calon Wakil Presiden 2009, dan Ketua Umum Partai Hanura.

Sejumlah lembaga survey melakukan Polling sejak pertengahan tahun 2011. Menurut Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS)  tanggal 3–8 Oktober 2011, Prabowo Subianto mendapat 28% dukungan, Mahfud MD 10.6%, Sri Mulyani Indrawati 7.4%, Aburizal Bakrie 6.8%, Said Akil Siradj 6%, Din Syamsuddin 5,2%, Pramono Edhie Wibowo 4,2%, Jusuf Kalla 4,0%, Djoko Suyanto 3,2%, Hatta Rajasa 2,8%, Surya Paloh 2,5%.

Menurut Jaringan Suara Indonesia (JSI) 10–15 Oktober 2011, Megawati Soekarnoputri mendapat dukungan 19,6%, Prabowo Subianto 10,8%, Aburizal Bakrie 8,9%, Wiranto 7,3%, Hamengkubuwana X 6,5%, Hidayat Nur Wahid 3,8%, Surya Paloh 2,3%, Sri Mulyani Indrawati 2,0%, Kristiani Herawati 1,6%, Hatta Rajasa 1,6%, Anas Urbaningrum 1,5%, Sutanto 0,2%, Djoko Suyanto 0,2%.

Sedangkan menurut Reform Institute hasil survey Oktober 2011 Aburizal Bakrie mendapat dukungan 13.58%, Prabowo Subianto 8.46%, Jusuf Kalla 7.06 %, Hidayat Nur Wahid 5.17 %, Kristiani Herawati 4.13%.

Menurut Center for Policy Studies and Strategic Development (Puskaptis) antara 22 Januari – 2 Februari 2012, elektabilitas Prabowo Subianto 16.4%, Hatta Rajasa 14,6%, Aburizal Bakrie 13.5%, Megawati Soekarnoputri 13%, Akbar Tandjung 12,7%.

Menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI) 1–12 Februari 2012, elektabilitas Megawati Soekarnoputri 22.2%, Prabowo Subianto 16.8%, Aburizal Bakrie 10.9%, Wiranto 10,6%, Hatta Rajasa 5,4%, other names 10.3%, undecided voters 23.8%.

Menurut Asia Pacific Association of Political Consultant (APAPC) bulan Maret 2012, elektabilitas Prabowo Subianto 20.0%, Aburizal Bakrie 18.0%, Hamengkubuwana X 11.0%, Hatta Rajasa 6%,Kristiani Herawati 6%, Surya Paloh 5%, Mahfud MD 3%, Dahlan Iskan 2% Djoko Suyanto 1%, Pramono Edhie Wibowo 1%, undecided voters 23%.

Menurut Asia Pacific Association of Political Consultant (APAPC) April 2012, elektabilitas Aburizal Bakrie 22.0%, Prabowo Subianto 20.0%, Hamengkubuwana X11.0% Hatta Rajasa 6%, Dahlan Iskan 5%, Kristiani Herawati 4%, Surya Paloh 3%,Mahfud MD 3%, Djoko Suyanto 2%,Pramono Edhie Wibowo 1%, undecided voters 20%

Menurut Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) tanggal 14–24 May 2012, elektabilitas Prabowo Subianto 25.8%, Megawati Soekarnoputri 22.4%, Jusuf Kalla 14.9%, Aburizal Bakrie 10,6%, Surya Paloh 5.3%, Wiranto 4.6%, Hamengkubuwana X 3.7%, Sri Mulyani Indrawati 2.1%, Hidayat Nur Wahid 1.8%, Kristiani Herawati 1.8%, Akbar Tanjung 1.3%, Djoko Suyanto 1.0%, Pramono Edhie Wibowo 0.9%.

Menurut Lingkaran Survei Indonesia(LSI), pada tanggal 2-12 Juni 2012, elektabilitas Megawati Soekarnoputri 18.3%,Prabowo Subianto 18.0%,Aburizal Bakrie 17.5%, Hatta Rajasa 6.8%, Kristiani Herawati 6.5%.

Menurut Lembaga Survei Nasional tanggal 10–20 Juni, 2012, elektabilitas Megawati Soekarnoputri 18.0%, Prabowo Subianto 17.4%, Aburizal Bakrie 17.1%, Wiranto 10,2%, Mahfud MD 7,3%.

Menurut Opinion Leaders Lembaga Survei Indonesia bulan Oktober 2012, dengan skala (0-100), elektabilitas Jusuf Kalla 79, Mahfud MD 76, Sri Mulyani Indrawati 71; Dahlan Iskan 70, Endriartono Sutarto 66, Prabowo Subianto 61.

Menurut Tim Pusat Data Bersatu, 6 Februari 2013, Elektabilitas: Joko Widodo 21.2%, Prabowo Subianto 18.4%, Megawati Sukarnoputri 13%; Rhoma Irama 10.4%, Aburizal Bakrie 9.3%

Lembaga Survei Jakarta tanggal 28 Maret 2013, Elektabilitas Dahlan Iskan 44.2%, Mahfud MD 42.8%, dan Rhoma Irama 40.1%.

Bernard Simamora, pengamat politik tinggal di Bandung, Caleg DPRD Jabar dari Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) Tahun 2009.