Beranda Klinik Hukum Sistem Pemilu, Hanura Pakai 15 Persen BPP

Sistem Pemilu, Hanura Pakai 15 Persen BPP

203

Semangat untuk menghargai suara masyarakat yang diberikan kepada seorang tokoh juga ditangkap Partai Hati Nurani Rakyat atau Hanura. Selain masih menghargai Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang menetapkan calon anggota legislatif terpilih menurut nomor urut, Partai Hanura juga menghargai kadernya yang berhasil mengumpulkan dukungan minimal 15 persen dari bilangan pembagi pemilih atau BPP berhak duduk di kursi legislatif.

Demikian diungkapkan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto ketika membuka pendidikan dan latihan ke-4 Partai Hanura di Jakarta, Jumat (15/8). ”Karena kami partai baru, tentu kami ingin tetap menghargai kader yang sejak awal sudah bekerja dengan mengorbankan waktu, tenaga, dan dana yang tidak sedikit untuk membangun partai ini,” ungkapnya.

Namun, lanjut Wiranto, Partai Hanura juga tidak bisa mengabaikan aspirasi dari bawah yang menginginkan dihargainya kader partai yang berhasil mengumpulkan dukungan suara.

”Jadi, cukup adil jika Hanura menggunakan batas 15 persen BPP. Dengan batas ini, mereka yang bisa mendapat dukungan pemilih minimal 15 persen dari BPP bisa mengeliminasi nomor urut,” ujarnya.

Di depan pendukungnya, Wiranto juga mengingatkan kader Partai Hanura agar tidak hanya berjuang memperoleh nomor urut satu dalam daftar calon anggota legislatif (caleg). ”Kader harus bisa meyakinkan rakyat, bukan dengan kasak-kusuk supaya mendapatkan nomor urut satu. Kalau hanya itu, ia hanya menjadi pejuang palsu,” ujarnya.

Soehandojo, salah satu juru bicara Partai Hanura, menambahkan, kebijakan untuk menerapkan mekanisme 15 persen BPP itu untuk memberi semangat kepada kadernya agar bekerja keras. ”Kami nanti akan membuat semacam komitmen di antara caleg. Bila ada yang nomor besar meraih suara lebih besar, bisa saja dilakukan pergantian antarwaktu,” ujarnya.

Soehandojo mengakui, problem di belakang bisa saja muncul jika ada caleg dengan nomor urut satu, namun suaranya kecil, tetap ingin menjadi wakil rakyat. Namun, kalau ada komitmen bersama yang dipegang, tentu dengan kerelaan akan diberikan hak itu kepada rekannya yang mendapat suara lebih banyak.

Tentang target Partai Hanura, Wiranto berharap bisa mendapatkan suara signifikan. Pasalnya, hanya dengan suara signifikan inilah perubahan yang dikendaki bisa dilakukan. Jika perolehan suara Partai Hanura tak menentukan, akan terjebak dalam sistem yang monoton. (mam)

sumber : Kompas