Beranda Klinik Hukum Politisi Safari Bicara Pemimpin Nasional

Politisi Safari Bicara Pemimpin Nasional

212

Menjelang Pemilu 2009, tampaknya para politisi, terutama yang mulai sesumbar akan maju mencalonkan diri tak melewatkan satu momen pun untuk tampil. Setelah memenuhi undangan diskusi wartawan di DPR, Jumat (30/5) kemarin, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, hari ini Sabtu (31/5) kembali tampil dalam seminar nasional tentang 100 tahun Kebangkitan Nasional yang diadakan Persatuan Alumni Gontor (PAGON) di Assembly Hall, JCC, Jakarta.

Bersama mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso keduanya berbicara tentang pemimpin nasional. Apa kata mereka? Pada kesempatan itu, Wiranto memaparkan kondisi Indonesia saat ini. Dalam bahasa dia, Indonesia berada di simpang jalan. Oleh karenanya, dibutuhkan pemimpin yang bisa membawa kesejahteraan rakyat.

“100 Tahun Kebangkitan Nasional, 10 tahun reformasi, belum bisa menyejahterakan rakyat. Banyak warga negara kita yang tidak terlindungi oleh pemerintahnya, dan tidak mampu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sangat jauh. Kita butuh pemimpin yang tegas. Problemnya, pemimpin saat ini menghadapi tantangan berat tatkala kebijakannya tidak berpihak pada rakyat,” ujarnya dihadapan para alumni Ponpes Gontor.Wiranto pun membandingkan kepemimpinan tahun 1908 dan 2008.

Menurutnya, kepemimpinan di tahun 1908 kuat, sedangkan di tahun 2008 lemah. Tak jauh berbeda dengan Wiranto, Sutiyoso pun mengutarakan hal yang hampir sama. Kata dia, rakyat Indonesia jangan sampai salah pilih pemimpin. Jangan hanya memilih pemimpin yang sering tampil di media.

“Kita ini biang masalah, yang sering tampil di media itu yang jadi pemimpin. Salah-salah nanti Tukul yang jadi pemimpin. Kalau pemimpin datangnya ujug-ujug (tiba-tiba), nanti tidak siap ngantuk, tidak siap kerja siang malam. Makanya, jangan salah pilih pemimpin, siapa tahu ada di ruangan ini,” kata Sutiyoso, yang disambut tepuk tangan peserta seminar. Seperti diketahui, Sutiyoso sudah menyatakan akan mencalonkan diri pada Pemilu 2009 mendatang.

sumber : Kompas